FKPPI Torut Sorot Tindakan Pengurus Demisioner Dinilai Cemari Marwah Musda KNPI Toraja Utara

KAREBA, TORAJA UTARA –Perwakilan pengurus FKPPI Toraja Utara menyoroti tindakan pengurus demisioner KNPI yang dinilai menciderai pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) KNPI Toraja Utara serta merusak marwah organisasi kepemudaan di daerah tersebut.

Salah satu pelanggaran yang disoroti adalah dugaan pelanggaran terhadap aturan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi, khususnya Pasal 33 Ayat 5 Butir B yang menyatakan bahwa pengurus tidak diperkenankan merangkap jabatan dalam kepengurusan. Namun, ditemukan adanya pengurus DPD yang juga menjadi pengurus DPK, bahkan memimpin dua DPK sekaligus.

Bacaan Lainnya

“Hal ini sangat krusial karena mereka memiliki hak memilih dua kali. Ini membuka ruang kecurangan dan mengindikasikan adanya pengaturan tertentu untuk memenangkan salah satu kandidat,” ungkap Perwakilan FKPPI Toraja Utara Ferdian Sandy Mailangkay Siwu

Ia juga mengungkapkan bahwa praktik serupa pernah terjadi dalam periode 2019–2022, dan setiap menjelang Musda, DPK yang tidak mendukung kandidat yang diusung oleh DPD II akan dicarateker. Salah satu kasus yang disoroti adalah DPK Kecamatan Awan Rantekarua yang selama ini aktif menggelar kegiatan kepemudaan secara mandiri, bahkan tanpa dukungan DPD II.

“Ketua DPK sendiri heran karena keputusan pencaratekeran dilakukan tanpa sepengetahuan dirinya, padahal mereka aktif di lapangan,” tambahnya.

Kecurangan lain yang juga mencuat adalah terkait organisasi kepemudaan GEMAMKGR. Meski masa berlaku SK kepengurusan mereka masih hingga tahun 2027, tiba-tiba muncul SK baru yang diduga diterbitkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dukungan terhadap salah satu bakal calon.

Lebih lanjut, dalam forum Musda, peserta sepakat agar pengurus yang memimpin dua DPK memperlihatkan hak suaranya secara transparan dan netral kepada dua kandidat. Namun, dalam praktiknya, keputusan tersebut tidak dijalankan dan proses pemberian suara dilakukan secara diam-diam.

“Kami rasa ini harus menjadi perhatian serius bagi seluruh pemuda. Sampai kapan kecurangan-kecurangan yang masif dan persuasif seperti ini akan terus dibiarkan?” tutupnya. (Red/*)

Pos terkait