Api Amarah Rakyat dan Luka Demokrasi, GMNI Gowa Ingatkan Jangan Saling Melukai

KAREBA, MAKASSAR –Aksi demonstrasi di Kota Makassar yang semula berjalan damai berakhir dengan tragedi. Gedung DPRD Kota dan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan terbakar, puluhan kendaraan dinas hangus, hingga berbagai fasilitas publik porak-poranda. Halaman Kantor Kejaksaan Tinggi Sulsel pun tidak luput dari amukan massa, di mana sejumlah mobil dinas ikut menjadi korban kobaran api.

Namun di balik ledakan amarah rakyat terhadap stagnasi keadilan dan arogansi kekuasaan, tersisa luka mendalam. Tiga orang pegawai pemerintahan, termasuk staf DPRD, dilaporkan meninggal dunia setelah terjebak dalam kerusuhan.

Bacaan Lainnya

Ketua DPC GMNI Kabupaten Gowa, Nurdin Khaliq Sadewa, menyampaikan rasa duka dan menyerukan agar masyarakat menahan diri di tengah situasi penuh emosi ini.

“Kami memahami, kemarahan itu nyata. Api adalah simbol dari suara yang tidak lagi didengar. Tapi jangan biarkan kesedihan ini berubah menjadi kekacauan. Kita kecewa bersama, kita berduka bersama, maka jangan saling melukai,” tegas Khaliq.

Ia mengingatkan agar massa aksi tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin menggeser isu utama dengan menciptakan kekacauan.

“Jangan salah sasaran. Jangan menjarah. Jangan sampai warga yang tidak tahu apa-apa jadi korban. Ingat, yang kita lawan adalah sistem yang gagal, bukan sesama rakyat,” tambahnya.

Melalui pernyataan resmi, DPC GMNI Gowa juga mendesak pemerintah dan aparat kepolisian segera mengambil langkah cepat dan transparan. Evaluasi total terhadap sistem pengamanan dinilai mutlak dilakukan, disertai jaminan kepastian hukum bagi semua pihak yang dirugikan, baik masyarakat sipil maupun pegawai negara.

“Jika negara benar-benar hadir, jangan biarkan ini jadi bara panjang. Segera hadirkan keadilan, tangkap aktor intelektual kerusuhan, dan bersihkan aparat dari tindakan represif maupun provokatif,” tutup Khaliq.

Tragedi ini menjadi catatan kelam perjalanan demokrasi, bahwa ketika suara rakyat tak lagi direspon dengan nurani, api dapat berubah menjadi bahasa terakhir yang mengguncang kekuasaan.

Pos terkait