KAREBA, MAMASA –Y. Joko Setiyanto, Staf Khusus Presiden bidang Pertanian yang telah mendampingi tiga presiden (SBY, Jokowi, dan Prabowo), bersama Dewi Sartika Pasande, Ketua Bidang Luar Negeri Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) dan inisiator Lumbung Toraja di Prancis, mengunjungi UMKM Kopi Pokiringan di Desa Osango, Kabupaten Mamasa.
Dalam kunjungan tersebut, keduanya mencicipi langsung kopi khas Mamasa yang diseduh oleh sang pengelola, Mika Pokiringan. Mereka memberikan apresiasi tinggi terhadap cita rasa dan kualitas kopi lokal tersebut, yang dinilai memiliki potensi besar menembus pasar nasional hingga internasional.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat UMKM lokal sekaligus menjadikan kopi sebagai alat diplomasi budaya. Joko Setiyanto, yang juga Ketua Umum DPP Asosiasi Pasar Rakyat Indonesia (Asparindo), menyampaikan kekagumannya terhadap proses pengolahan kopi Pokiringan.
“Kopi Pokiringan punya karakter yang khas dan berpotensi besar untuk bersaing di pasar global. Kami akan mendorong digitalisasi dan perluasan jaringan pemasaran untuk produk UMKM seperti ini,” ungkapnya.
Sebagai sosok sentral dalam modernisasi pasar tradisional dan kerja sama internasional, Joko menekankan pentingnya inovasi berbasis kearifan lokal.
“Kami berkomitmen menghubungkan produk unggulan daerah seperti kopi Mamasa dengan pasar yang lebih luas, baik melalui platform digital maupun jaringan internasional,” tambahnya.
Sementara itu, Dewi Sartika Pasande, pengusaha agribisnis dan properti, menyoroti pentingnya kopi sebagai bagian dari diplomasi budaya Indonesia.
“Kopi bukan hanya komoditas ekonomi, tapi juga jembatan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Sulawesi Barat ke dunia. Saya akan mendorong masuknya kopi Mamasa ke jaringan bisnis internasional, termasuk di Prancis,” ujar Dewi, yang juga Direktur Utama PT Jas Mulia.
Alumni Rice University, AS, itu juga dikenal aktif mempromosikan budaya Toraja di Eropa. Ia mengapresiasi regenerasi para penenun muda Mamasa dan mendorong pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada produk tenun lokal.
“Sinergi antara UMKM kopi dan tenun bisa menjadi daya tarik wisata budaya yang berkelanjutan,” ujarnya.
Kehadiran Y. Joko Setiyanto dan Dewi Sartika Pasande di Mamasa merupakan bagian dari program bakti sosial dan CSR yang digagas PMTI. Langkah ini sekaligus menjadi wujud komitmen dalam pemberdayaan masyarakat, pelestarian budaya, dan penguatan ekonomi lokal di Sulawesi Barat.