Mamasa Jadi Sorotan, Kopi Lokal Curi Perhatian Wisatawan Asing di The Legend of Pongtiku II

KAREBA, TORAJA UTARA –Kabupaten Mamasa terus membuktikan diri sebagai salah satu daerah yang patut diperhitungkan di Sulawesi Barat, tidak hanya lewat kekayaan seni dan budayanya, tetapi juga melalui potensi ekonomi, khususnya sektor pertanian. Hal ini terlihat dari keikutsertaan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mamasa dalam Ekspo The Legend of Pongtiku II yang digelar di Rantepao.

Dalam ekspo tersebut, stand KTNA Mamasa menjadi salah satu pusat perhatian dengan memamerkan aneka hasil hortikultura unggulan. Produk-produk seperti cabai, tomat, bawang daun, kol, wortel, hingga kopi lokal khas pegunungan Mamasa dibawa langsung oleh para petani muda Mamasa untuk diperkenalkan ke pasar regional maupun nasional.

Bacaan Lainnya

Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, yang hadir secara langsung di lokasi, menyampaikan rasa bangganya atas keikutsertaan KTNA Mamasa.

“Saya sangat bangga karena anak-anak muda Mamasa yang tergabung dalam KTNA sudah berani keluar daerah, mempromosikan hasil pertanian kita sendiri. Ini membuktikan bahwa petani kita tidak hanya bisa menanam, tetapi juga berani tampil dan bersaing,” ungkap Bupati Welem.

Menurutnya, langkah KTNA Mamasa menjadi bukti perubahan pola pikir generasi muda dari bertani secara konvensional menjadi petani yang inovatif, terbuka, dan siap memasarkan produknya ke luar daerah.

Ketua KTNA Kabupaten Mamasa, Yulius, turut mengapresiasi dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Mamasa. Ia menegaskan komitmen KTNA untuk menjadi mitra strategis pemerintah dalam memajukan sektor pertanian.

“Kami siap mendukung seluruh program pemerintah, terutama dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Ekspo ini menjadi bukti bahwa produk-produk pertanian Mamasa layak bersaing,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu petani milenial, Gusti, yang memboyong produk khas pana lippak-lippak (cabai dataran tinggi Mamasa), mengaku antusias dengan respon pasar yang positif.

“Banyak pengunjung tertarik, apalagi kualitas cabe kita bagus dan punya peluang untuk dikembangkan lebih luas,”nkata Gusti optimistis.

Selain hasil hortikultura, kopi Mamasa juga sukses mencuri perhatian pengunjung. Pelaku UMKM kopi, Pokiringan Bombong, menuturkan bahwa kopi Mamasa banyak diminati, bahkan sampai dibawa pulang oleh wisatawan mancanegara.

“Mereka antusias mencoba, bahkan beberapa tamu dari luar negeri membawa pulang kopi kita. Ini bukti kopi Mamasa punya potensi ekspor yang kuat,” ujarnya bangga.

Bupati Welem pun berharap momentum ini dapat menjadi langkah awal untuk memperluas pasar produk pertanian Mamasa dan meningkatkan peran generasi muda di sektor ini.

“Kami akan terus mendorong agar anak-anak muda kembali ke sektor pertanian. Mereka harus melihat bertani sebagai peluang bisnis masa depan, bukan sekadar pekerjaan rutin,” tegasnya.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah daerah dan petani muda, KTNA Mamasa kini menjadi gambaran masa depan pertanian Mamasa produktif di lahan, kompetitif di pasar. (Leo)

Pos terkait